Cinta, memang
sesuatu yang membuat diri seseorang dapat berubah. Apapun akan dilakukan
seseorang demi seseorang yang dia
cintai. Padahal, belum tentu seseorang yang dia cintai itu juga dapat melakukan
hal serupa. Bahkan, juga belum tentu seseorang yang dia cintai juga dapat
mencintainya. Memang, cinta bisa membunuh hati bahkan membunuh diri seseorang.
Karena, akibat dari cinta itulah seseorang dapat merasakan putus asa dan
akhirnya dia menyerah untuk hidupnya.
Sebagian orang berpendapat
bahwa cinta itu benar-benar indah, bahwa cinta itu akan abadi. Tetapi, pada
kenyataannya, cinta itu dapat menghancurkan hati dan perasaan seseorang. Banyak
kaum pria dan wanita yang menganggap dirinya sempurna, mereka mencari cintanya
hanya dengan fisik, bukan hati. Padahal, yang diperlukannya untuk melanjutkan
masa depan mereka adalah seseorang yang dapat mengerti keadaannya, seseorang
yang dapat menerimanya apa adanya, meskipun orang itu bukan orang yang
sempurna, tetapi mereka memiliki hati dan perasaan yang begitu sempurna, yang
tidak pernah dimiliki oleh seseorang
yang hanya sempurna dari luarnya saja.
Seperti halnya
seorang peri kecil yang sedang kesepian setelah ditinggal pergi oleh sang
pangerannya. Dia sangat sulit untuk melupakan pangerannya itu karena kisah
cinta mereka berdua sangat mengesankan. Sang pangeran pergi dan memutuskan
untuk tidak bersama peri kecil itu lagi setelah peri kecil itu telah yakin
bahwa hanya sang pangeranlah sesosok lelaki yang akan serius kepadanya, dia
berharap agar sang pangeran dapat selamanya mencintai dia. Tetapi sepertinya
pangeran itu telah mencoba untuk melupakan peri kecil dan mencoba untuk
memiliki cinta yang lainnya. Peri kecil sangat berharap agar sang pangeran yang
ia cintai itu dapat kembali ke dalam pelukannya. Tetapi mungkin itu hanyalah khayalan
yang begitu besar, sang pangeran tidak akan bisa kembali ke dalam pelukan si
peri kecil karena sifat pangeran yang begitu suka dengan penampilan para wanita
yang cantik.
Sampai pada
suatu saat peri kecil sadar, bahwa dia memang harus melupakan sang pangeran. Di
dalam fikirannya, untuk apa dia menunggu seseorang yang belum pasti dia dapat
benar-benar mencintai kita? Dia juga menyadari bahwa dia harus bisa menjauh
dari pangeran, bahwa dia harus mencari pengganti sang pangeran, dia pun
berusaha untuk tidak memikirkan pangeran dan berusaha untuk membenci pangeran.
Tetapi apa yang terjadi? Hati si peri kecil tidak bisa melupakan sang pangeran,
dan rasa cintanya kepada pangeran semakin besar. Semakin dia berusaha untuk
melupakan rasa cintanya terhadap pangeran, maka semakin besar pula rasa
cintanya kepada si pangeran.
Setiap hujan
datang, dia selalu teringat akan masa-masa indahnya bersama pangeran yang
mungkin kisah-kisah itu adalah kisah-kisah yang belum pernah ia dapatkan selama
ia hidup, maka dari itu dia begitu sulit untuk melupakannya.
Sampai suatu
saat si peri kecil terkena penyakit. Dokter memfonisnya bahwa 3 bulan lagi dia
akan meninggal, si peri kecil pasrah dengan apa yag ditakdirkan oleh tuhan. Tetapi
yang dipintanya setiap ia bersimpuh dihadapan tuhan adalah sebelum ia pergi
meninggalkan dunia ini, ia ingin sekali melihat sang pangeran yang ia cintai
itu bahagia. Sungguh, si peri kecil begitu benar-benar tulus mencintai
pangeran. Sampai akhirnya, saat pangeran sedang berjalan-jalan bersama seorang
wanita yang begitu cantik di taman, ternyata si peri kecil juga sedang
duduk-duduk di taman itu juga dan ia sedang melukis wajah tampan sang pangeran.
Tiba-tiba sang peri melihat sang pangeran bersama wanita cantik itu. Sang
pangeran begitu terlihat bahagia. Si peri pun tersenyum, meski di hatinya
merasakan sakit yang luar biasa. Si peri sangat berterima kasih kepada tuhan
karena ia bisa melihat sang pangeran bahagia sebelum ia kembali ke dalam
pelukan tuhan lagi. Sampai pada waktunya, tiba-tiba terdapat banyak darah yang
menetes dari hidung sang peri, dan ia pun langsung pingsan. Sang pangeran yang
dengan reflek merasa bahwa seseorang yang pingsan adalah seseorang yang penting
di dalam hidupnya, maka ia dengan reflek meninggalkan kekasihnya yang baru dan
membawa si peri kecil ke rumah sakit.
Pada saat
akhirnya si peri dalam keadaan kritis, sang pangeran mulai menyadari akan
ketulusan cinta si peri. Si peri pun sadar dari masa kritisnya, pada saat itu
sang pangeran ada di samping si peri dan sedang menyesali semuanya. Saat si
peri bangun, pangeran tak bisa mengatakan apa-apa, yang bisa ia lakukan saat
itu adalah terus meneteskan air mata. Si peri mencoba menghapus air mata sang
pangeran, dan ia berkata, “ sudahlah, jangan menangis…. Aku hanya ingin
pangeran bahagia, aku tak ingin melihat pangeran bercucuran air mata seperti
ini. Jika aku tak bisa hidup di dunia ini lagi, cintaku akan tetap ada untuk
pangeran, karena kematian tak mengakhiri cintaku pada pangeran. Ku mencintaimu
pangeran... “ setelah si peri mengatakan kata-kata yang sangat menyentuh hati
pangeran, si peri langsung tersenyum manis dan ia langsung memejamkan mata.
Ternyata yang terjadi, raga si peri sudah tak bisa mencintai sang angeran lagi.
Ia telah kembali kepada tuhan. Tetapi cintanya kepada pangeran masih terasa. Pangeran
benar-benar menyesal karena ia tidak pernah sadar akan cinta yang tulus yang
telah diberikan si peri kepadanya. Ia merasa sangat kehilangan.
Maka, cinta itu
bukan dilihat dari keadaan fisiknya, tetapi dilihat dari kebaikan hati dan dari
ketulusan cintanya. Seberapa besar kita dicintai olehnya, seberapa besar dia
tulus pada kita,seberapa besar pengorbanannya untuk kita, Itulah cinta yang
harus kita cari saat ini. Cinta adalah hak semua orang, jadi semua orang
mempunyai hak untuk mencintai, dicintai, dan erasakan cinta dengan orang yang
dia cintai. Jadi, hargailah siapapun orang yang mencintai kita, apalagi jika
orang itu sangat tulus kepada kita. Karena, suatu saat kita pasti akan
menyadari bahwa hanya orang itulah adalah yang bisa membuat kita bahagia, hanya
orang itulah yang bisa membuat kita tersenyum, dan hanya orang itulah yang bisa
membuat kita menjadi seseorang yang begitu sempurna. Dan suatu saat kita pasti
akan menyesal karena kita tak pernah menyadari cinta seseorang itu yang begitu
tulus dari lubuk hatinya yang paling dalam.
-SELESAI-
BY:
SITI
HALIMATUSSA’DIYAH