Atlantis

Atlantis

Senin, 22 Oktober 2012

Ketulusan Cinta Seorang Peri


Cinta, memang sesuatu yang membuat diri seseorang dapat berubah. Apapun akan dilakukan seseorang demi seseorang  yang dia cintai. Padahal, belum tentu seseorang yang dia cintai itu juga dapat melakukan hal serupa. Bahkan, juga belum tentu seseorang yang dia cintai juga dapat mencintainya. Memang, cinta bisa membunuh hati bahkan membunuh diri seseorang. Karena, akibat dari cinta itulah seseorang dapat merasakan putus asa dan akhirnya dia menyerah untuk hidupnya.
Sebagian orang berpendapat bahwa cinta itu benar-benar indah, bahwa cinta itu akan abadi. Tetapi, pada kenyataannya, cinta itu dapat menghancurkan hati dan perasaan seseorang. Banyak kaum pria dan wanita yang menganggap dirinya sempurna, mereka mencari cintanya hanya dengan fisik, bukan hati. Padahal, yang diperlukannya untuk melanjutkan masa depan mereka adalah seseorang yang dapat mengerti keadaannya, seseorang yang dapat menerimanya apa adanya, meskipun orang itu bukan orang yang sempurna, tetapi mereka memiliki hati dan perasaan yang begitu sempurna, yang tidak pernah  dimiliki oleh seseorang yang hanya sempurna dari luarnya saja.
Seperti halnya seorang peri kecil yang sedang kesepian setelah ditinggal pergi oleh sang pangerannya. Dia sangat sulit untuk melupakan pangerannya itu karena kisah cinta mereka berdua sangat mengesankan. Sang pangeran pergi dan memutuskan untuk tidak bersama peri kecil itu lagi setelah peri kecil itu telah yakin bahwa hanya sang pangeranlah sesosok lelaki yang akan serius kepadanya, dia berharap agar sang pangeran dapat selamanya mencintai dia. Tetapi sepertinya pangeran itu telah mencoba untuk melupakan peri kecil dan mencoba untuk memiliki cinta yang lainnya. Peri kecil sangat berharap agar sang pangeran yang ia cintai itu dapat kembali ke dalam pelukannya. Tetapi mungkin itu hanyalah khayalan yang begitu besar, sang pangeran tidak akan bisa kembali ke dalam pelukan si peri kecil karena sifat pangeran yang begitu suka dengan penampilan para wanita yang cantik.
Sampai pada suatu saat peri kecil sadar, bahwa dia memang harus melupakan sang pangeran. Di dalam fikirannya, untuk apa dia menunggu seseorang yang belum pasti dia dapat benar-benar mencintai kita? Dia juga menyadari bahwa dia harus bisa menjauh dari pangeran, bahwa dia harus mencari pengganti sang pangeran, dia pun berusaha untuk tidak memikirkan pangeran dan berusaha untuk membenci pangeran. Tetapi apa yang terjadi? Hati si peri kecil tidak bisa melupakan sang pangeran, dan rasa cintanya kepada pangeran semakin besar. Semakin dia berusaha untuk melupakan rasa cintanya terhadap pangeran, maka semakin besar pula rasa cintanya kepada si pangeran.
Setiap hujan datang, dia selalu teringat akan masa-masa indahnya bersama pangeran yang mungkin kisah-kisah itu adalah kisah-kisah yang belum pernah ia dapatkan selama ia hidup, maka dari itu dia begitu sulit untuk melupakannya.
Sampai suatu saat si peri kecil terkena penyakit. Dokter memfonisnya bahwa 3 bulan lagi dia akan meninggal, si peri kecil pasrah dengan apa yag ditakdirkan oleh tuhan. Tetapi yang dipintanya setiap ia bersimpuh dihadapan tuhan adalah sebelum ia pergi meninggalkan dunia ini, ia ingin sekali melihat sang pangeran yang ia cintai itu bahagia. Sungguh, si peri kecil begitu benar-benar tulus mencintai pangeran. Sampai akhirnya, saat pangeran sedang berjalan-jalan bersama seorang wanita yang begitu cantik di taman, ternyata si peri kecil juga sedang duduk-duduk di taman itu juga dan ia sedang melukis wajah tampan sang pangeran. Tiba-tiba sang peri melihat sang pangeran bersama wanita cantik itu. Sang pangeran begitu terlihat bahagia. Si peri pun tersenyum, meski di hatinya merasakan sakit yang luar biasa. Si peri sangat berterima kasih kepada tuhan karena ia bisa melihat sang pangeran bahagia sebelum ia kembali ke dalam pelukan tuhan lagi. Sampai pada waktunya, tiba-tiba terdapat banyak darah yang menetes dari hidung sang peri, dan ia pun langsung pingsan. Sang pangeran yang dengan reflek merasa bahwa seseorang yang pingsan adalah seseorang yang penting di dalam hidupnya, maka ia dengan reflek meninggalkan kekasihnya yang baru dan membawa si peri kecil ke rumah sakit.
Pada saat akhirnya si peri dalam keadaan kritis, sang pangeran mulai menyadari akan ketulusan cinta si peri. Si peri pun sadar dari masa kritisnya, pada saat itu sang pangeran ada di samping si peri dan sedang menyesali semuanya. Saat si peri bangun, pangeran tak bisa mengatakan apa-apa, yang bisa ia lakukan saat itu adalah terus meneteskan air mata. Si peri mencoba menghapus air mata sang pangeran, dan ia berkata, “ sudahlah, jangan menangis…. Aku hanya ingin pangeran bahagia, aku tak ingin melihat pangeran bercucuran air mata seperti ini. Jika aku tak bisa hidup di dunia ini lagi, cintaku akan tetap ada untuk pangeran, karena kematian tak mengakhiri cintaku pada pangeran. Ku mencintaimu pangeran... “ setelah si peri mengatakan kata-kata yang sangat menyentuh hati pangeran, si peri langsung tersenyum manis dan ia langsung memejamkan mata. Ternyata yang terjadi, raga si peri sudah tak bisa mencintai sang angeran lagi. Ia telah kembali kepada tuhan. Tetapi cintanya kepada pangeran masih terasa. Pangeran benar-benar menyesal karena ia tidak pernah sadar akan cinta yang tulus yang telah diberikan si peri kepadanya. Ia merasa sangat kehilangan.
Maka, cinta itu bukan dilihat dari keadaan fisiknya, tetapi dilihat dari kebaikan hati dan dari ketulusan cintanya. Seberapa besar kita dicintai olehnya, seberapa besar dia tulus pada kita,seberapa besar pengorbanannya untuk kita, Itulah cinta yang harus kita cari saat ini. Cinta adalah hak semua orang, jadi semua orang mempunyai hak untuk mencintai, dicintai, dan erasakan cinta dengan orang yang dia cintai. Jadi, hargailah siapapun orang yang mencintai kita, apalagi jika orang itu sangat tulus kepada kita. Karena, suatu saat kita pasti akan menyadari bahwa hanya orang itulah adalah yang bisa membuat kita bahagia, hanya orang itulah yang bisa membuat kita tersenyum, dan hanya orang itulah yang bisa membuat kita menjadi seseorang yang begitu sempurna. Dan suatu saat kita pasti akan menyesal karena kita tak pernah menyadari cinta seseorang itu yang begitu tulus dari lubuk hatinya yang paling dalam. 

-SELESAI-

                                                                                                                                                BY:
                                                                                                                                                SITI HALIMATUSSA’DIYAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar